Thursday, December 8, 2016

Sejarah BAKCANG

http://www.tionghoa.info/wp-content/uploads/2016/04/bakcang-min.jpg


Menurut tradisi orang Tionghoa, hari Raya besar tidak hanya Imlek saja, melainkan ada hari Raya besar yang lain yaitu Peh Cun dan Tiong Jiu (kue bulan). Lahirnya Bakcang ditandai dengan adanya hari Raya Peh Cun. Hari Raya Duan Wu Jie atau yang biasa disebut Hari Raya Peh Cun diperingati setiap tahun pada Go Gwe Gwe Go atau tanggal 5 bulan 5 penanggalan orang Tionghoa. Pada hari tersebut biasanya orang Tionghoa menyajikan Bakcang sebagai hidangan utama mereka. Bagaimana asal-usul Bakcang?

Hari Raya Duan Wu Jie atau Peh Cun menurut legenda dipercayai terjadi karena 2 hal, pertama yaitu untuk mengenang putri berbakti Chao E pada dinasti Han Timur (25-220 M) yang meninggal bunuh diri di sungai karena berkabung untuk kematian ayahnya. Ada juga legenda yang menyebut Hari Raya Peh Cun terjadi karena memperingati wafatnya Qu Yuan yang meninggal terjun ke Sungai Mi Luo. Qu Yuan dengan kesetiannya berkorban melayani negara dan masyarakat. Qu Yuan dihormati pula sebagai Shui Xian Zhun Wang (Dewa Air Yang Terhormat).

Qu Yuan melewati kehidupan sebagai pelarian selama 9 tahun, karena sifatnya yang tegas dan ingin menegakkan keadilan atas pemerintahan Raja Chu Huai Wang. Qu Yuan membuat sajak Li Sao yang isinya memberi saran kepada Raja Chu Huai Wang agar mawas diri dan tidak terlena oleh siasat musuh. Qu Yuan berdebat dengan Raja Chu Huai Wang sehingga Raja marah dan memecat Qu Yuan dan mengasingkannya ke daerah yang bernama Chang Sa. Selama 9 tahun Qu Yuan menjalani kehidupan sebagai nelayan. Niatnya yang semula ingin berbakti pada negara dan masyarakat merasa frustasi, ditambah keluarganya yang hancur berantakan menambah beban berat yang harus dijalani oleh Qu Yuan. Karena ketidakmampuannya menjalani hidup, Qu Yuan akhirnya bunuh diri terjun ke sungai Mi Luo pada tanggal 5 bulan 5 tanggalan Imlek.

Rakyat Negeri Chu sangat sedih saat mendengar Menteri yang disegani dan disayangi rakyatnya meninggal dengan cara tragis. Masyarakat Negeri Chu lalu berbondong-bondong datang ke sungai Mi Luo untuk mencari jasadnya. Tetapi setelah dicari-cari masyarakat tidak berhasil menemukan jasadnya. Maka dari itu masyarakat melempar makanan ke sungai Mi Luo agar ikan-ikan di sungai tidak memakan jasad Qu Yuan.

Setelah Qu Yuan terjun ke sungai Mi Luo, masyarakat Negeri Chu bertemu dengan arwah Qu Yuan. Arwah Qu Yuan memberi pesan kepada masyarakat Negeri Chu supaya orang-orang menghormati Qu Yuan dengan cara melempar makanan yang dipersembahkan dibungkus dengan daun bambu dan dipersembahkan pada tanggal 5 bulan 5 tanggalan Imlek. Inilah asal muasal Bakcang dimakan pada saat perayaan Hari Raya Peh Cun.

Para nelayan yang mendengar kabar begitu segera menuju sungai Mi Luo untuk melemparkan makanan diatas perahu. Dari situlah terjadi perayaan Perahu Naga untuk mengenang Qu Yuan yang terjun dari perahu saat bunuh diri. Di generasi berikutnya, dibentuklah Lomba Perahu Naga dan makan Bakcang pada saat perayaan Hari Raya Peh Cun.

 

 

 

 Source: Media Komunikasi KMB Dhammanano ITB.2013.Budaya Tionghoa

No comments:

Post a Comment