skip to main |
skip to sidebar
Sejarah BAKCANG
http://www.tionghoa.info/wp-content/uploads/2016/04/bakcang-min.jpg
Menurut tradisi orang Tionghoa,
hari Raya besar tidak hanya Imlek saja, melainkan ada hari Raya besar yang lain
yaitu Peh Cun dan Tiong Jiu (kue bulan). Lahirnya Bakcang ditandai dengan adanya hari Raya Peh Cun. Hari Raya Duan Wu
Jie atau yang biasa disebut Hari Raya Peh Cun diperingati setiap tahun pada Go Gwe Gwe Go atau tanggal 5 bulan 5
penanggalan orang Tionghoa. Pada hari tersebut biasanya orang Tionghoa
menyajikan Bakcang sebagai hidangan
utama mereka. Bagaimana asal-usul Bakcang?
Hari Raya Duan Wu Jie atau Peh
Cun menurut legenda dipercayai terjadi karena 2 hal, pertama yaitu untuk
mengenang putri berbakti Chao E pada dinasti Han Timur (25-220 M) yang
meninggal bunuh diri di sungai karena berkabung untuk kematian ayahnya. Ada
juga legenda yang menyebut Hari Raya Peh Cun terjadi karena memperingati wafatnya
Qu Yuan yang meninggal terjun ke Sungai Mi Luo. Qu Yuan dengan kesetiannya
berkorban melayani negara dan masyarakat. Qu Yuan dihormati pula sebagai Shui
Xian Zhun Wang (Dewa Air Yang Terhormat).
Qu Yuan melewati kehidupan
sebagai pelarian selama 9 tahun, karena sifatnya yang tegas dan ingin
menegakkan keadilan atas pemerintahan Raja Chu Huai Wang. Qu Yuan membuat sajak
Li Sao yang isinya memberi saran kepada Raja Chu Huai Wang agar mawas diri dan
tidak terlena oleh siasat musuh. Qu Yuan berdebat dengan Raja Chu Huai Wang
sehingga Raja marah dan memecat Qu Yuan dan mengasingkannya ke daerah yang
bernama Chang Sa. Selama 9 tahun Qu Yuan menjalani kehidupan sebagai nelayan.
Niatnya yang semula ingin berbakti pada negara dan masyarakat merasa frustasi,
ditambah keluarganya yang hancur berantakan menambah beban berat yang harus
dijalani oleh Qu Yuan. Karena ketidakmampuannya menjalani hidup, Qu Yuan
akhirnya bunuh diri terjun ke sungai Mi Luo pada tanggal 5 bulan 5 tanggalan
Imlek.
Rakyat Negeri Chu sangat sedih
saat mendengar Menteri yang disegani dan disayangi rakyatnya meninggal dengan
cara tragis. Masyarakat Negeri Chu lalu berbondong-bondong datang ke sungai Mi
Luo untuk mencari jasadnya. Tetapi setelah dicari-cari masyarakat tidak
berhasil menemukan jasadnya. Maka dari itu masyarakat melempar makanan ke
sungai Mi Luo agar ikan-ikan di sungai tidak memakan jasad Qu Yuan.
Setelah Qu Yuan terjun ke sungai
Mi Luo, masyarakat Negeri Chu bertemu dengan arwah Qu Yuan. Arwah Qu Yuan
memberi pesan kepada masyarakat Negeri Chu supaya orang-orang menghormati Qu
Yuan dengan cara melempar makanan yang dipersembahkan dibungkus dengan daun
bambu dan dipersembahkan pada tanggal 5 bulan 5 tanggalan Imlek. Inilah asal
muasal Bakcang dimakan pada saat
perayaan Hari Raya Peh Cun.
Para nelayan yang mendengar kabar
begitu segera menuju sungai Mi Luo untuk melemparkan makanan diatas perahu.
Dari situlah terjadi perayaan Perahu Naga untuk mengenang Qu Yuan yang terjun
dari perahu saat bunuh diri. Di generasi berikutnya, dibentuklah Lomba Perahu
Naga dan makan Bakcang pada saat perayaan Hari Raya Peh Cun.
Source: Media Komunikasi KMB Dhammanano ITB.2013.Budaya Tionghoa
No comments:
Post a Comment