Thursday, July 1, 2021

MEMBANGUN INTEGRASI NASIONAl DENGAN BINGKAI BHINNEKA TUNGGAL IKA

 


Oleh: Virolin Las Vina

ABSTRAK

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai etnis dan budaya. Sebagai negara yang beragam, isu SARA menjadi topik yang sangat sensitif yang dapat memicu masalah. Salah satu kasus yang cukup besar pernah terjadi adalah ketika adanya glosnot dan prestorika yang melanda Eropa Timur mengakibatkan negara-negara Uni Soviet dan Yogoslovakia mengalami disintegrasi. Peristiwa di atas memberi dampak negatif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), daerah-daerah fery-fery (pinggiran) mulai bergejolak, daerah pinggiran memiliki aspirasi untuk merdeka seperti Timor-timur yang telah merdeka, Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Organisasi Papua Merdeka (OPM), Republik Maluku Selatan (RMS). Benih-benih disintegrasi semakin subur ketika Pemerintah Suharto bersifat otoriter dengan pendekatan militer tanpa mengevaluasi kebijakan politik perbatasan untuk memakmurkan rakyatnya. Adanya globalisasi, liberalisasi perdagangan, dan menguatnya new etnisitas (kesadaran hak-hak kesukubangsaan) semakin menguatnya tuntutan daerah pinggiran meminta hak-haknya baik sosial, politik dan ekonomi untuk mempercepat kesejahteraannya. Faktor-faktor dan kondisi di atas mengakibatkan fraksi-fraksi dan gejolak daerah yang melahirkan potensi kekerasan dan konflik berdarah. Hal ini disebabkan karena tidak adanya persepsi yang sama di antara warga negara. Rasa kebinekaan merupakan jawaban untuk menyamakan persepsi untuk hidup bersama dalam koridor (Negara Kesatuan Republik Indonesia) NKRI.

Kata kunci: Indonesia, etnis, budaya, SARA, disintegrasi,


Pendahuluan

Indonesia merupakan negara kepulauan (Archipelago) yang terdiri atas pulau-pulau yang dibatasi oleh laut dan selat. Sebagai sebuah Negara kepulauan yang terdiri dari banyak etnis dan budaya, Indonesia menghadapi berbagai kemungkinan adanya perpecahan yang dapat   menjadi ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan kesatuan bangsa (Nuryadi & Tolib, 2017). Untuk menyiasati hal tersebut, berbagai upaya tengah dilakukan. Salah satunya, yakni diwajibkan kepada seluruh masyarakat untuk memupuk komitmen persatuan dalam keberagaman, seperti tidak menyinggung SARA, harus saling  menghormati antar agama dan keyakinan, serta menghargai perbedaan budaya (Woring, 2020). Karena perbedaan ini pula, tidak jarang terjadi konflik yang memicu perpecahan antar masyarakat dalam bangsa pada suatu negara. Perpecahan dalam suatu bangsa ini dapat diselesaikan dengan integrasi nasional. Tetapi dalam kenyataannya, masyarakat Indonesia saat ini masih belum bisa menerapkan Integrasi Nasional dalam menghadapi masalah-masalah bangsa yang memicu perpecahan (Nuryadi & Tolib, 2017). Sebagai bangsa yang besar dengan Pancasila sebagai dasar negara dan cita-cita bangsa untuk menjadi satu kesatuan “Bhineka Tunggal Ika”. Dalam Pancasila, setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Cita-cita tersebut hanya akan menjadi angan-angan ketika masyarakat tidak menunjukkan toleransi dan sikap menghargai terhadap budaya serta adat. Nilai-nilai baik yang terdapat pada Pancasila harus dijadikan sebagai arahan untuk membentuk sebuah negara yang kuat meskipun terdapat banyak perbedaan (Nur & Syarbaini, 2020). Sifat dasar bangsa Indonesia yang amat menonjol adalah sifat-sifat kekeluargaan, musyawarah, percaya dan taat beribadah kepada tuhan, sifat ramah tamah, gotong royong, suka menolong, dan toleransi adalah sifat yang harus kita miliki (Gea, Wulandari, & Babari, 2002). Oleh sebab itu, penulis membuat makalah yang berjudul Membangun Integrasi Nasional dengan Bingkai Bhinneka Tunggal  Ika”. Hal ini  dimaksudkan  agar  kita  lebih  bisa  memahami  tentang  pentingnya integrasi nasional dan toleransi dalam mengatasi masalah yang memicu perpecahan.

Metode

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan beberapa tahapan yaitu  pengumpulan data pengujian data, analisis data dan laporan penulisan penelitian. Pengumpulan data penelitian ini meliputi studi kepustakaan yang berhubungan dengan Integrasi Nasional.

Pembahasan

Pengertian Integrasi Nasional

Integrasi nasional berasal dari dua kata, yaitu “integrasi” dan “nasional”. Integrasi berasal

dari bahasa Inggris,  integrate, artinya menyatu padukan, menggabungkan, mempersatukan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, integrasi artinya pembauran hingga menjadi satu kesatuan yang bulat dan utuh. Kata Nasional berasal dari bahasa Inggris,  nation yang artinya bangsa. Integrasi nasional berarti menggabungkan seluruh bagian menjadi sebuah keseluruhan

dan tiap-tiap bagian diberi tempat, sehingga membentuk kesatuan yang harmonis dalam

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang bersemboyan Bhinneka Tunggal Ika.

Dalam Kamus   Besar   Bahasa   Indonesia,   integrasi   nasional   mempunyai   arti   politis   dan antropologi:

a)     Secara Politis

Integrasi nasional secara politis berarti penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu identitas nasional.

b)     Secara Antropologi

Integrasi nasional secara antropologi berarti proses penyesuaian di antara unsur-unsur

kebudayaan yang berbeda sehingga mencapai suatu keserasian fungsi dalam kehidupan

masyarakat.

Pentingnya Integrasi Bangsa Bagi Sebuah Negara

Keberadaan   masyarakat   yang   majemuk   dalam   sebuah   bangsa   di   mana   memiliki

keanekaragaman   budaya,   sangat   memerlukan   proses   integrasi.   Karena   dampak   dari kemajemukan  ini  sangat potensial terjadinya  konflik  atau  pertentangan. Oleh sebab  itu, hendaknya setiap warga masyarakat harus menyadari dan mempunyai cita-cita bersama. Cita-cita bersama tersebut adalah sederhana tetapi agung yaitu suatu masyarakat dimana semua

golongan dapat hidup rukun, mengembangkan diri  tanpa  merugikan  golongan lain, dan bahkan membantu mendukung golongan-golongan lain, sehingga terwujud suatu masyarakat yang adil dan makmur. Selain   itu,   pentingnya   membangun   integrasi   nasional   adalah   terwujudnya   kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang dilandasi rasa kepemilikan bersama, rasa kebersamaan,   semangat   persatuan   dan   kesatuan   bangsa,   semangat   untuk   berbuat   demi kepentingan   bersama,   perasaan   yang   sama,   kesadaran   dalam   membangun   interaksi   dan komunikasi   yang   baik,   kerja   sama   dalam   menghasilkan   karya   yang   bernilai   tinggi, kekompakan warga negara dalam mencapai cita-citanya, semangat menjaga negara yang bebas dari ancaman perpecahan dan kesadaran mewujudkan kerukunan hidup

Langkah-langkah untuk Membangun Integrasi Bangsa yang Baik

1. Beberapa langkah untuk membangun integrasi bangsa yaitu:

a.      Anggota   masyarakatnya   merasa   berhasil   saling   mengisi   kebutuhan-kebutuhan   satu dengan lainnya

b.     Terciptanya   konsensus   bersama   mengenai   norma-norma   dan   nilai-nilai   sosial   yang dilestarikan dan dijadikan pedoman.

c.      Norma-norma dan nilai-nilai sosial dijadikan aturan baku dalam proses integrasi.

d.     Mengembangkan  dan membangun kebanggaan akan  identitas  nasional dalam bentuk lambang negara, dasar negara, lagu kebangsaan, bahasa nasional, dan bendera nasional

e.      Melaksanakan   kegiatan   pembangunan   yang   adil   sehingga   terjadi   peningkatan kesejahteraan rakyat yang merata

f.      Membangun rasa keadilan rakyat.

g.      Menjaga dan membangun rasa aman dan tenteram rakyat.

2. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk membangun integrasi nasional yang baik dan kokoh yaitu:

a.      adanya   kemampuan   dan   kesadaran   bangsa   dalam   mengelola   perbedaan   sara   dan keanekaragaman   budaya   dan   adat-istiadat   yang   tumbuh   dan   berkembang   di   wilayah Nusantara.   Perbedaan   tersebut   hendaknya   dimaknai   sebagai   kekayaan   dan   potensi bangsa, bukan dipertentangkan.

b.     Adanya kemampuan untuk mereaksi dan mencegah dominasi ekonomi asing.

c.      Adanya kemampuan untuk mereaksi penyebaran ideologi asing.

d.     Mampu   berperan   aktif   dalam   percaturan   dunia   di   era   globalisasi   dalam   berbagai aspeknya.

e.      Bertekad untuk membangun sistem budaya sesuai dengan ideologi nasional (Pancasila) dan UUD 1945.

f.      Menyelenggarakan berbagai kegiatan budaya dengan cara melakukan pengkajian kritis dan sosialisasi terhadap identitas nasional, seperti bahasa Indonesia, lagu Indonesia Raya, bendera Merah Putih, dan Garuda Pancasila

Kesimpulan

Integrasi nasional adalah menggabungkan seluruh bagian menjadi sebuah keseluruhan dan tiap-tiap bagian diberi tempat, sehingga membentuk kesatuan yang harmonis dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang bersemboyan Bhinneka Tunggal Ika. Wujud dari keragaman di dalam semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” itu bermacam-macam yaitu terdiri dari suku, etnis, ras, dengan budaya yang beragam. Dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika tersebut mempunyai   peran   terhadap   bangsa   Indonesia yaitu agar  menjadi bangsa yang berhasil mewujudkan integrasi nasional di tengah masyarakatnya yang majemuk Juga diharapkan semboyan tersebut sebagai landasan atau dasar perjuangan untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia agar dikenal di mata dunia sebagai bangsa yang mulkulturalisme.

Membina bangsa Indonesia yang   multikultural memerlukan    upaya   yang berkesinambungan serta berkaitan dengan berbagai aspek agar tercapai Integrasi nasional melalui semboyan Bhinneka Tunggal Ika, yaitu dengan mengadakan proses pendidikan sejak dini dalam lingkungan keluarga, lingkungan pendidikan formal dan in-formal tentang prinsip bersatu dalam perbedaan.   Rasa   Bhinneka   tunggal   Ika   ini   perlu   diterapkan   pada   setiap   masyarakat   seluruh Indonesia ini demi menjaga keutuhan negara kesatuan republik Indonesia. Pada kenyataannya penerapan rasa Bhinneka tunggal Ika ini kurang dilakukan oleh warga negara Indonesia, maka dari itu sangat diperlukan demi menjawab tantangan masa depan yang dapat memecah belah suatu negara.

Penjelasan yang ada di dalam makalah ini semoga dapat membantu mengaplikasikan arti dari semboyan Bhinneka tunggal Ika ini pada setiap warga negara untuk dapat menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara



Daftar Pustaka

Gea, A. A., Wulandari, A. P., & Babari, Y. (2002). RELASI DENGAN SESAMA (1 ed.). Jakarta, Jakarta, Indonesia: PT. Gramedia. Retrieved 04 03, 2021, from https://books.google.co.id/books?id=WKgD2WnOY0gC&pg=PA38&lpg=PA38&dq

Nur, S. M., & Syarbaini, S. (2020). Memahami Pancasila Sebagai Jawaban Atas Permasalahan Bangsa : Jilid 1. (S. Saat, Ed.) Jakarta: Erlangga.

Nuryadi, & Tolib. (2017). MODUL PENGAYAAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN KELAS XI SEMESTER 2 (Revisi 2017 ed.). (D. Sundawa, & Nasiwan, Eds.) Jakarta, Indonesia: Kemendikbud. Retrieved 04 02, 2021

Suharno, S. (2020). Urgensi Revitalisasi Pancasila dalam Membangun Karakter Kebangsaan. JPK (Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan), 5(1), 23-33. doi:http://dx.doi.org/10.24269/jpk.v5.n1.2020.pp23-33

Suherlan, A. (n.d.). Makalah PKN Kebangkitan Nasional Budi Utomo. Retrieved 04 03, 2021, from https://www.academia.edu/4760829/makalah

Woring, M. C. (2020, Agustus). SUMPAH PEMUDA MERUPAKAN CIKAL BAKAL TERCETUSNYABAHASA INDONESIA SEBAGAI BAHASA PERSATUAN 1928-1954(SUATU TINJAUAN HISTORIS). Palembang. Retrieved April 28, 2021, from http://repository.um-palembang.ac.id/id/eprint/11833/1/352016013_BAB%20I_DAFTAR%20PUSTAKA.pdf